Waktu Tambahan untuk Kelas 3


Karya Jojo kelas 3B


Merespon kesulitan beberapa hambatan mengerjakan latihan terakhir, utamanya kelas 3 maka berikut ada lampiran yang dapat digunakan semoga membantu anak-anak yang belum dapat mengirimkan khususnya untuk tanggal 27 April 2020 mapel Bahasa Inggris. Karena anak-anak sudah ada jadwal setiap harinya, maka untuk menyusulkannya ditunggu sampai hari Sabtu, 2 Mei 2020.

Bunga Gloria


Jangan ragu-ragu untuk menanyakan kesulitan belajar, dengan senang hati Suster dan Bapak, Ibu guru sibisanya akan berusaha membantu. Terima kasih untuk saran-saran dan idenya Papa Mama yang juga menjadi lebih sibuk, semoga semangat kerjasama ini terus tumbuh dan dapat dipertahankan dan dikembangkan, demi putra-putri kita.

Selamat Hari Kartini






Segenap keluarga besar , SD Fransiskus 2 Bandar Lampung menghaturkan Selamat Hari Kartini. Untuk semua sehabat semua pengagum perjuangannya, semoga menjadi inspirasi dan pendongkrak majunya generasi demi generasi penerus pembangun bangsa kita yang tercinta.


Kalau Pagar Bisa Ngomong


Kemanakah cerianya mereka, lama sekali tidak bermain di sini, lapangan juga ikutan bicara, menanti mereka yang sering bermain. Lalu munculah Pak Saryono, Bu Agatha, Pak Maridi dan juga Bu Leni
... masuk ke kelas ... ambil beberapa buku dan langsung pulang. Lapangan hanya diam aja sadar oh iya mereka bukan pemain bola di lapangan ini.... pagar diam aja  tahukah kalian... mengapa?

Pastilah mereka akan lari, kalo pagar bisa ngomong.

Nah... gitu dong,
Anak tertawa papa mama dan semua senang.

















Partisipasi Yang Indah


Anak-anak juga seperti orang dewasa, bisa bingung salah paham ingin mencoba hal baru dan lain sebaginya dan butuh mendapat bantuan untuk membuat keputusan. Suasana atau keadaan lingkungan dimana kita berada sering menuntun kita untuk mengambil keputusan yang dipilih sebagai yang terbaik. Terlepas dari adanya pertentangan atau tidak, karena kita sadar bahwa perbedaan pendapat dan cara pandang yang  sangat bermacam-macam dalam melihat situasi, biasanya berhubungan dengan situasi eksternal tubuh kita juga internal diri kita. Berani memutuskan hal kecil untuk bisa terus bergerak maju atau melangkah demi kebaikan perlu dipandang dengan kacamata yang positif.

Lingkungan eksternal  memberi pengaruh baik langsung atau pun tidak. Saat menulis ini seorang Ibu sedang menelepon saat sedang anaknya ingin menjawab dengan imaginasinya dan Sang Ibu memastikan bahwa diijinkan untuk menjawab demikian. Panggilan telepon memang menghentikan kalimat dan paragraf saya namun tidak merugikan, justru memperkaya fakta tentang lingkungan yang terkoneksi oleh jaringan tanpa batas, dan anak-anak sangat menangkp sinyal itu. Miliaran contoh sedang mengalir disekitar kita yang secara langsung dan sublimal saling bersentuhan dan menuntut kita mendewasakan cara dalam bersikap.

Internal diri adalah diri kita yang sekarang dalam keadaan senang, keadaan gelisah, keadaan lelah atau berstamina. Semuanya akan membungkus wawasan diri yang akan dituangkan dalam macam kerja, tampilan, dan kualitas tutur kata kita. Lihatlah anak yang barusan memberanikan diri untuk hal yang sangat baik baginya. Kita perlu berefleksi diri apabila hal-hal baik atau positif seperti itu masih sering kita bendung atau halanga-halangi.



Kacamata positif, demikian orang-orang sering menggunakan istilah. Yang baik-baik selalu dipilih yang buruk-buruk jangan diingat-ingat. Ini bukan berlebihan, tetapi petuah para orang tua kita yang tetap harus kita wariskan kepada generasi muda. Cara positif membantu kita agar tetap sehat.

Kacamata positif juga menjadi salah satu kekayaan individual anak-anak kita yang harus ditumbuhkembangkan juga  dirawat seperti iman untuk bertahan dan memberi arti hidup. Sisi lain kehati-hatian menggunakan cara positif apabila hingga terjadi keanehan hingga orang berkomentar terlalu percaya diri alias sudah tidak mau mendengar orang lain berpendapat lagi. Hal ini belum layak bernama cara berpikir yang positif, semoga anda setuju.

Selingan yang menjadi kebiasaan baik, pada pandemi covid-19 saat ini dapat menjadi selingan kegiatan yang sangat positif untuk kesehatan kita.Sambil berjemur dapat merasakan kegiatan kecil yang menyenangkan juga mensyukuri Rahmat Tuhan yang melimpah untuk kita, yaitu cahayanya yang boleh untuk siapa saja yang membutuhkan, dengan tetap menyesuaikan dengan keadaan masing-masing kita berada. Saya sering salut kepada para ibu-ibu dalam menggerakkan anak-anaknya agar tetap maju, memotivasi dengan aneka cara dan rangsangan bergerak bagi buah hatinya.

Menutup tulisan sebagai salah satu selingan menjawab beberapa pertanyaan yang baru saja masuk dari para orang tua dan anak-anak, harapannya semoga kita dapat memberi yang terbaik untuk anak-anak serta membimbingnya punya kemampuan untuk terus maju serta memilih cara terbaik baginya dari yang paling simple hingga yang menantang bagi mereka.



Sendiri dan bersama serta meilibatkan keluarga atau teman terdekat tetap baik. Namun untuk kondisi pandemi seperti saat ini sebaiknya meminta pendapat yang ahli (ingat social distance). Partisipasi yang saya ikuti sebatas pada grafik-grafik partisipasi belajar dari rumah yang meningkat pada dua hingga tiga minggu terakhir. Selamat menikmati hari yang indah.

Kenangan Saat Kita Harus Belajar Di Rumah

Ini hanya selembar kertas, dari sekian banyak mungkin ratusan atau ribuan bahkan jutaan lembar yang dibuat oleh anak-anak selama harus belajar di rumah. Mengasyikkan memang, tetapi tidak selalu begitu yang terus dirasakan. Tidak bisa dihindari kejenuhan yang panjang juga kadang-kadang harus mengisi hari-hari kita apabila tidak pandai-pandai mengatur suasana, karena kita harus berada dan belajar dari rumah agar aman. Aman untuk diri sendiri juga untuk kita bersama-sama.




Banyak hal menarik bagi anak-anak saat harus belajar di rumah, banyak hal menantang dan menyibukkan papa dan mama, tak sedikit pula kesulitan yang harus dihadapi dalam suasana seperti ini. Suster, juga Bapak dan Ibu guru sebenarnya mengalami hal-hal serupa yang membuat semakin kangen dengan anak-anak.
Bukan hanya anak-anak yang kangen suasana bersama teman-teman dan Ibu Guru atau Pak Guru, Bapak dan Ibu juga semua kangen suasana gembira di sekolah, semoga keadaan ini dengan doa dan usaha kita yang kompak semakin dapat kita lalui, dan kita semua terbebas dari virus yang menakutkan banyak manusia yaitu covid-19.

Kelas 1A Berjoget bareng di kelas... seru ya


Audio courtesy Chest 
Namun untunglah melalui internet semua masih bisa dapat saling bersapa dengan aneka cara. Dapat berbagi informasi dan berkomunikasi serta berbagi cerita melalui WA, IG, SMS, Telephone dan juga google classroom serta zoom dan yang lainnya. Intinya agar semua tetap bisa memberi kabar dan semangat, agar kita tetap sehat dan terus maju.

Kita lebih beruntung ketika memasuki minggu ketiga belajar dari rumah kita dapat belajar pula melalui TVRI. Dan ini pasti akan lebih memudahkan kita yang ada di kota juga teman-teman kita yang ada di daerah yang belum terkoneksi dengan jaringan internet. Mereka juga punya kewaspadaan terhadap virus dan juga keinginan untuk terus maju seperti halnya kita semua. Terima kasih bahwa pemerintah, melalui acara ini membantu dan meringankan para guru dan juga jutaan murid.

Catatan belajar




Mendengarkan? Masih Pentingkah Saat ini?


Tangan itu tidak mendengarkan. Tidak! saya katakan sekali lagi kepada anda bahwa tangan-tangan itu tidak mendengarkan. Tangan itu memang bukanlah anggota dari tubuh kita yang umum kita gunakan untuk mendengarkan dan tanpa dijelaskan kita semua menggunakan telinga kita.
Tangan-tangan itu adalah sebuah respon dan bisa jadi sebuah respon total dari sang pemiliknya untuk mengatakan dan menjawab atau menanggapi apa yang ia telah dengarkan. Sebuah perjalanan panjang dari telinga atau proses dengarnya mengalir ke dalam otak hingga ke seluruh syaraf-syarafnya yang halus hingga perintah ke otot-otot sehingga organ atau anggota ini terangkat dan dapat kita lihat. Sayangnya sangat sulit bagi saya untuk dapat menggambarkan seberapa panjang dan rumitnya proses semacam itu berlangsung dan terus berlangsung di dalam tubuh kita dengan waktu yang sangat sulit pula untuk digambarkan perbedaannya antara satu orang dengan yang lainnya.

Bagian kecil dari mendengarkan yang ingin saya tuangkan di sini adalah mengingat pentingnya kita memahami dan menerima fase, atau tahapan. Mendampingi anak-anak sangat penting bagi kita tetap mengingat fase, tahapan serta langkah belajar; hal ini penting untuk kita pegang seberapa cepat kita akan mambantu atau mendorong anak-anak untuk maju. Ketidaksabaran kita yang terkadang melompati sebuah tahapan atau fase akan dapat memberikan dampak yang kurang baik dalam proses belajar anak. Bayangkan hal sederhana dengan contoh di atas, ketika anak-anak mendengarkan dengan sungguh-sungguh lalu secara antusias berani merespon dengan rasa penuh percaya diri, Lalu bandingkan dengan kelompok kecil anak lain yang masih kebingungan melihat apa yang sedang berlangsung dan menjadi bingung apa yang harus dilakukan, apa yang harus diucapkan, yang mana harus dimainkan dan lain-lain yang tidak jarang akhirnya mengusik teman-teman lain.

Bagian yang ingin saya ingatkan dari kata mendengarkan adalah, setiap hari kita semua masih bisa meningkatkan kemampuan kita dalam cara mendengarkan, tidak hanya mendengar ya.... Kita dapat mengasah kemampuan kita dengan beberapa hal misalnya, lebih konsentrasi, menambah variasi atau versi baik cara, sumber maupun alat; menambah pengulangan demi pengulangan, serta membagikan secara bijak yang telah mampu kita dengar kepada orang lain untuk kebaikan bersama.

Aduhai KU Tanya: Tanpamu aku bertanya  Hanya kepada angin  Yang sedang berhembus  Engkau lalu berlalu  Ya..... begitu saja Bagai menjauh ja...