Apakah Seminar itu? Sama atau Bedakah dengan Workshop?



Apabila anak-anak mendengar istilah seminar atau workshop sudah pasti sudah dapat membayangkan bahwa kegiatan tersebut pasti dilakukan dengan melibatkan banyak orang, dimana ada sebagian orang yang mengikuti sebagai peserta dan beberapa orang menjadi pembicara, pemberi materi atau disebut narasumber. Mungkin di sinilah kita menemukan kesamaan dari kedua kata tersebut.

Lalu, dimanakah letak bedanya antara kedua kata tersebut?
Seminar dan Workshop memiliki perbedaan yang dapat dikenali dalam hal tujuan dan sebagian dalam cara serta waktu pelaksanaannya. 

Dalam hal tujuan seminar biasanya diadakan untuk menyampaikan informasi baru atau informasi pelengkap kepada semua peserta agar peserta mendapatkan sejumlah informasi yang penting dari sumber yang dipercaya kepada semua pesertannya. Sedangkan workshop biasanya lebih dari itu, di dalam acaranya peserta bukan hanya menerima sejumlah informasi baru atau informasi pelengkap tetapi peserta juga akan bekerja bersama-sama secara terpadu dengan peserta lain untuk menemukan dan menyelesaikan masalah hingga mendapatkan hasil yang akan digunakan selanjutnya oleh kelompok, organisasi atau seluruh pesertannya.




Terhubung dengan tujuan maka di dalam pelaksanaannya seminar umumnya membutuhkan waktu yang lebih singkat dari workshop. Apabila seminar dapat berlangsung dalam beberapa menit atau beberapa jam di dalam satu hari, sebaliknya workshop dapat berlangsung beberapa hari, misalnya dapat belrlangsung tiga hingga tujuh hari bahkan lebih tergantung dengan jenis dan tingkat kesulitannya.

Dibawah ini adalah sebuah contoh seminar pendidikan. Seminar yang dapat dilakukan untuk menyampaikan paparan atau sajian tentang pendidikan; Diadakan secara langsung bersama-sama di dalam satu tempat atau ruang yang sama, baik itu ruangan nyata atau yang dilakukan dari jarak jauh menggunakan basis web atau aplikasi, sehingga semua peserta bertemu di dalam satu ruang virtual. Biasanya hal serupa, juga sering dinamai webinar.


>>

 

MASA PENGENALAN LINGKUNGAN SEKOLAH (MPLS)





MPLS merupakan suatu kegiatan pertama masuk sekolah untuk pengenalan program, sarana dan prasarana sekolah, cara belajar, penanaman konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah. Ketentuan kegiatan MPLS telah diatur dalam Permendikbud RI Nomor 18 Tahun 2016.

Mengawali tahun pelajaran ini, sekolah akan menyelenggarakan dalam bentuk virtual dan langsung. Sebagai ajang pemanasan dua hari MPLS ini akan dilanjutkan nanti di saat masuk kelas minggu depan, saat berjumpa dengan teman-teman dan Bapk/Ibu guru di sekolah, sebagaimana dijadwalkan melalui edaran dan group kelas.

Video MPLS Hari PERTAMA.


Setelah melewati acara MPLS hari pertama, silahkan bagi kalian yang ingin mengulang untuk menonton lagi dengan memutar video acara MPLS hari pertama kita.
Pemutaran dapat langsung pada video di ats atau menuju ke bagian acara yang ingin di pilih.
Video MPLS Hari Kedua :

Masa Pengenalan Lingkunganmaka tentu saja kegiatan bagi semua siswa baru mempunyai maksud dan tujuan, yaitu antara lain : 

  • Memperkenalkan lingkungan sekolah 
  • Menggali potensi yang terdapat di dalam diri siswa baru. 
  • Membantu agar para siswa baru dapat lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan sekitarnya yang meliputi sarana prasarana, aspek keamanan serta fasilitas umum. 
  • Menumbuhkan semangat, motivasi serta cara belajar yang lebih efektif sebagai siswa baru.
  •  Mengembangkan sebuah interaksi yang positif antara siswa dan juga warga sekolah lainnya seperti guru dan karyawan sekolah. 
  • Menumbuhkan sikap dan perilaku yang positif terhadap lingkungannya...

SAMPAI JUMPA PADA MPLS MINGGU DEPAN

untuk TONTON VIDEO Hari Pertama

Saksikan  Video Hari Kedua

Menjelang Libur MPLS Hingga Merdeka

"Sayonara tahun pelajaran 2021/2022 !"

Arti sayonara berasal dari bahasa Jepang yang memiliki makna tertentu. Kata sayonara memiliki arti selamat tinggal. Karena itulah kata sayonara kerap digunakan sebagai salam perpisahan dalam bahasa Jepang. Melihat dari arti sayonara dalam bahasa Jepang, maka kata ini digunakan untuk menunjukkan salam perpisahan atau berakhirnya suatu hal termasuk juga kelas kita tahun pelajaran yang telah berlalu, untuk memasuki tahun pelajaran baru 2022/2023; Tentu saja dipenuhi dengan harapan dan doa akan pencapaian kita semakin membaik.



Penerapan kurikulum merdeka belajar pada prinsipnya ditujukan untuk menjawab tantangan pendidikan di era industri berbasis digital (industri 4.0). Dan, pendidikan di Indonesia berusaha mensejajari industri tersebut dengan pendidikan 4.0 pula. Berbagai upaya telah ditempuh oleh berbagai pihak turut ambil bagian mendukung pencapaian tujuan tersebut dengan berbagai cara terbaik yang dapat ditempuh mulai dari lingkup kecil dan terbatas namun tetap pula memberi arti dalam mendukungnya.



Workshop dan sosialisasi Kurikulum Merdeka Juni 2022. 


Edtech platforms became more and more talked about and popular during the pandemic when teaching and learning migrated from the classroom to online to ensure students didn’t fall behind. Post-pandemic, the world is a different place and many of these edtech platforms have not stood the test of time. This is mainly because they focused on the tech side but not on the application of how it would work practically. The West’s education system took a hard hit in the pandemic. What followed have been conflicts between the rise in popularity of online teaching vs traditional classroom learning. Genius Group avoided the conflict between traditional modes of education and elearning by adopting early on a more global approach to learning, and even created ten key ideas for building an Edtech enterprise with a global curriculum. Continue Reading...