Bermain Yang Bermanfaat

Bermain itu hal yang menyenangkan bagi anak-anak. Bahkan itu juga berlaku bagi orang dewasa dengan lingkup dan cara yang tidak sama. Hubungannya dengan belajar banyak diaplikasikan oleh pengembang untuk anak-anak sehingga memberi peluang kepada anak-anak menambah pengetahuan dengan lebih menantang.



Bermain Warna dan Imaginasi: Di dalam salah satu ruang kelas, terpajang barisan hasil karya anak-anak yang mencoba berkreasi bersama wali kelasnya, Terpanggil untuk meluangkan waktu untuk menggenapi rasa ingin tahu tentang anak-anak yang sedang bermain dengan imaginasinya....





kenangan di Saung Udjo Bandung

KLIKU Belajar : READING IMAGINATIVE EXPRESSION


READING IMAGINATIVE EXPRESSION: DICTION AND LOGIC IN POETRY From the vantage point of logic, we have been able to reappraise the workings of language in advertising, p...

Finger Talks

TERIMA KASIH UNTUK ADELINE dan DITA
Dua sahabat yang datang ke Pak Guru dan berbagi  hasil karya
sebuah keindahan karya dan usaha sendiri.

Terima kasih sahabat
We love you


LIHAT DI SINI.

DAN

DI SINI.

MAJU TERUS

Maafkan Aku Atas Luputnya Satu Kata

Derren telah kuceritakan pada postinganku pada hari Sabtu yang lalu, hari keempat belas dibulan November yang indah ini. Pagi yang cerah,usai gerimis yang tampak telah menyapa jalan-jalan yang kulalui sepanjang pagi ini, mengingatkanku akan satu kata yang telah terlepas dari mulutku yang kecil ini, terjemahan besar dari sahabat kecilku, terjemahan cemerlang dari permainan waktu wari Sabtu, tentang apa yang telah aku gambar untuk menemaninya belajar menggambar, saat itukami bersama-sama melukis, bersama teman sekelas dan Timmy yang tetap disampingku.

Dalam permohonan maafku, ia tampak siap penuh semangat dan bergembira bersama sahabat-sahabat sekelasnya dan Ibu Nita wali kelasnya.
Kata itu tak bisa kuucapkan sekarang, karena ada sahabat sekolah yang harus kukunjungi




o---------------------- teng teng teng-------o

SENAM PAGI DAN SENAM JIWA


Aku menulis ini bersama musik senam
TEPAT MEREKA BERSENAM PAGI
SELURUH SAHABAT YANG HADIR HARI INI
Ada syair indah kudengar cerianya anak bersama iramaanya
ADA KUPU-KUPU IKUT BERSENAM PAGI
ADA KUPU KUPU TERBANG RIANG SEKALI
ADA KUPU-KUPU ......
baru saja loading memasuki halaman ini
lagunya sudah berganti


Dub ..... dub.......dub.....
lebih bersemangat......
macam-macam lagu NUSANTARA
La la la ... la la,,,,,,
Tere rore ro re ro  to re ro ..... re o  re
ting tang tung ting tang ting tang.......
tahu kah judulnya.....
kalau lupa
rasakan spiritnya
Tuhan memberkati kita semua.

Pahlawan Pendidikan


Terdapat  Tokoh-Tokoh Pendidikan Nasional yang berperan aktif serta berkiprah dalam memperjuangkan pendidikan, terutama pendidikan bagi kaum pribumi. Patung tokoh pahlawan pendidikan lengkap dengan biografinya tertera mempunyai gagasan bahkan menciptakan sekolah-sekolah juga beberapa buku.

Adapun Tokoh Pahlawan Pendidikan tersebut dua diantaranya adalah :

1. Kiai Haji Ahmad Dahlan

Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah Sang Penggagas lahirnya Persyarikatan Muhammadiyah pada 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah bertepatan dengan 18 November 1912.

 

Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868, meninggal di Yogyakarta, 23 Februari 1923 pada umur 54 tahun, beliau adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.

 

Muhammad Darwisy dilahirkan dari kedua orang tua yang dikenal sangat alim, yaitu KH. Abu Bakar (Imam Khatib Mesjid Besar Kesultanan Yogyakarta) dan Nyai Abu Bakar (puteri H. Ibrahim, Hoofd Penghulu Yogyakarta).

Pada tahun 1912, Ahmad Dahlan pun mendirikan organisasi Muhammadiyah untuk melaksanakan cita-cita pembaruan Islam di bumi Nusantara. Ahmad Dahlan ingin mengadakan suatu pembaruan dalam cara berpikir dan beramal menurut tuntunan agama Islam. la ingin mengajak umat Islam Indonesia untuk kembali hidup menurut tuntunan al-Qur'an dan al-Hadits. Perkumpulan ini berdiri bertepatan pada tanggal 18 November 1912. Dan sejak awal Dahlan telah menetapkan bahwa Muhammadiyah bukan organisasi politik tetapi bersifat sosial dan bergerak di bidang pendidikan.

 

Selain aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga dikenal sebagai seorang wirausahawan yang cukup berhasil dengan berdagang batik yang saat itu merupakan profesi wiraswasta yang cukup menggejala di masyarakat.

 

Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-11 pada 27 Desember 1961 melalui Keppres No. 657 Tahun 1961. (Baca selengkapnya di: "Biografi Kyai Haji Ahmad Dahlan - Penggagas Lahirnya Muhammadiyah")

 

2. Ki Hajar Dewantara

Ki Hajar Dewantara adalah tokoh pahlawan nasional yang  lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889 yang meninggal di Yogyakarta, 26 April 1959 pada umur 69 tahun. Sebelum tahun 1922 namanya adalah Raden Mas Soewardi Soerjaningrat (EYD: Suwardi Suryaningrat).

 

Ki Hajar Dewantara atau biasa disingkat sebagai "Soewardi" atau "KHD" adalah aktivis pergerakan kemerdekaan Indonesia, kolumnis, politisi, dan pelopor pendidikan bagi kaum pribumi Indonesia dari zaman penjajahan Belanda. Ia adalah pendiri Perguruan Taman Siswa, suatu lembaga pendidikan yang memberikan kesempatan bagi para pribumi jelata untuk bisa memperoleh hak pendidikan seperti halnya para priyayi maupun orang-orang Belanda.

 

Tanggal kelahirannya sekarang diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional. Bagian dari semboyan ciptaannya, tut wuri handayani, menjadi slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia. Namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan 20.000 rupiah tahun emisi 1998.

 

Ia dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959).

 

Masa muda dan awal karier

 

Soewardi berasal dari lingkungan keluarga Keraton Yogyakarta. Ia menamatkan pendidikan dasar di ELS (Sekolah Dasar Eropa/Belanda). Kemudian sempat melanjut ke STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera), tapi tidak sampai tamat karena sakit. Kemudian ia bekerja sebagai penulis dan wartawan di beberapa surat kabar, antara lain, Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Pada masanya, ia tergolong penulis handal. Tulisan-tulisannya komunikatif dan tajam dengan semangat antikolonial.

 

 

 

 

 

Aktivitas pergerakan

 

Selain ulet sebagai seorang wartawan muda, ia juga aktif dalam organisasi sosial dan politik. Sejak berdirinya Boedi Oetomo (BO) tahun 1908, ia aktif di s3ksi propaganda untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran masyarakat Indonesia (terutama Jawa) pada waktu itu mengenai pentingnya persatuan dan kesatuan dalam berbangsa dan bernegara. Kongres pertama BO di Yogyakarta juga diorganisasi olehnya.

Soewardi muda juga menjadi anggota organisasi Insulinde, suatu organisasi multietnik yang didominasi kaum Indo yang memperjuangkan pemerintahan sendiri di Hindia Belanda, atas pengaruh Ernest Douwes Dekker (DD). Ketika kemudian DD mendirikan Indische Partij, Soewardi diajaknya pula.

Sewaktu pemerintah Hindia Belanda berniat mengumpulkan sumbangan dari warga, termasuk pribumi, untuk perayaan kemerdekaan Belanda dari Perancis pada tahun 1913, timbul reaksi kritis dari kalangan nasionalis, termasuk Soewardi. Ia kemudian menulis "Een voor Allen maar Ook Allen voor Een" atau "Satu untuk Semua, tetapi Semua untuk Satu Juga". Namun kolom KHD yang paling terkenal adalah "Seandainya Aku Seorang Belanda" (judul asli: "Als ik een Nederlander was"), dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan DD, 13 Juli 1913. Isi artikel ini terasa pedas sekali di kalangan pejabat Hindia Belanda. Kutipan tulisan tersebut antara lain sebagai berikut.

 Sekiranya aku seorang Belanda, aku tidak akan menyelenggarakan pesta-pesta kemerdekaan di negeri yang telah kita rampas sendiri kemerdekaannya. Sejajar dengan jalan pikiran itu, bukan saja tidak adil, tetapi juga tidak pantas untuk menyuruh si inlander memberikan sumbangan untuk dana perayaan itu. Ide untuk menyelenggaraan perayaan itu saja sudah menghina mereka, dan sekarang kita keruk pula kantongnya. Ayo teruskan saja penghinaan lahir dan batin itu! Kalau aku seorang Belanda, hal yang terutama menyinggung perasaanku dan kawan-kawan sebangsaku ialah kenyataan bahwa inlander diharuskan ikut mengongkosi suatu kegiatan yang tidak ada kepentingan sedikit pun baginya.

Beberapa pejabat Belanda menyangsikan tulisan ini asli dibuat oleh Soewardi sendiri karena gaya bahasanya yang berbeda dari tulisan-tulisannya sebelum ini. Kalaupun benar ia yang menulis, mereka menganggap DD berperan dalam memanas-manasi Soewardi untuk menulis dengan gaya demikian.

Akibat tulisan ini ia ditangkap atas persetujuan Gubernur Jenderal Idenburg dan akan diasingkan ke Pulau Bangka (atas permintaan sendiri). Namun demikian kedua rekannya, DD dan Tjipto Mangoenkoesoemo, memprotes dan akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda (1913). Ketiga tokoh ini dikenal sebagai "Tiga Serangkai". Soewardi kala itu baru berusia 24 tahun.

 

 

 

 

Dalam pengasingan

 

Dalam pengasingan di Belanda, Soewardi aktif dalam organisasi para pelajar asal Indonesia, Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia).

Di sinilah ia kemudian merintis cita-citanya memajukan kaum pribumi dengan belajar ilmu pendidikan hingga memperoleh Europeesche Akte, suatu ijazah pendidikan yang bergengsi yang kelak menjadi pijakan dalam mendirikan lembaga pendidikan yang didirikannya. Dalam studinya ini Soewardi terpikat pada ide-ide sejumlah tokoh pendidikan Barat, seperti Froebel dan Montessori, serta pergerakan pendidikan India, Santiniketan, oleh keluarga Tagore. Pengaruh-pengaruh inilah yang mendasarinya dalam mengembangkan sistem pendidikannya sendiri.

 

Taman Siswa

Soewardi kembali ke Indonesia pada bulan September 1919. Segera kemudian ia bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar ini kemudian digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar bagi sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922: Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau Perguruan Nasional Tamansiswa. Saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa, ia mengganti namanya menjadi Ki Hadjar Dewantara. Ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.

Semboyan dalam sistem pendidikan yang dipakainya kini sangat dikenal di kalangan pendidikan Indonesia. Secara utuh, semboyan itu dalam bahasa Jawa berbunyi ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani. ("di depan memberi contoh, di tengah memberi semangat, di belakang memberi dorongan"). Semboyan ini masih tetap dipakai dalam dunia pendidikan rakyat Indonesia, terlebih di sekolah-sekolah Perguruan Tamansiswa.

 

Pengabdian pada masa Indonesia merdeka

Dalam kabinet pertama Republik Indonesia, KHD diangkat menjadi Menteri Pengajaran Indonesia (posnya disebut sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan) yang pertama. Pada tahun 1957 ia mendapat gelar doktor kehormatan (doctor honoris causa, Dr.H.C.) dari universitas tertua Indonesia, Universitas Gadjah Mada. Atas jasa-jasanya dalam merintis pendidikan umum, ia dinyatakan sebagai Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan hari kelahirannya dijadikan Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).

 

Ia meninggal dunia di Yogyakarta tanggal 26 April 1959 dan dimakamkan di Taman Wijaya Brata. (sumber: Wikipedia bahasa Indonesia - Ensiklopedia bebas)

Siapa MC dan yang dibelakang panggung itu?

Ditengah hiruk-pikuk dan gegap-gempita kemeriahan Yubelium 50 tahun sekolah kita, ada beberapa profil yang ditanyakan, nah ini saya anggap ingin tahu dan bukan ingin tahu banget, jadi sekilas tentang mereka.

Yang pertama, ini sahabat yang agak tegang mendampingi para dubber dan musisi, tatapanya menembus panggung 30 meter, diseberang sana para dancer... go! Sapalah halo Mbak Iin! kalo waktu itu pasti dia melompat kaget, namun kalau sekarang pasti tersenyum. Sahabat Fransiskus yang mendesign operet bersama beberapa seniman juga Bu Nita dan Bu Tin juga Bu Natalia. Pokoknya salut deh Mbak untuk kerja kerasnya.



Pasangan MC siang ini, pasti sudah tak asing terutama yang merah, Pak Yulianus Riswanto. Yang pada penasaran siapa pasangannya? Aha ini sahabat kita Lince alumni tahun ... aduh tahun berapa ya?. Setelah berpasangan dipanggung ternyata cocok banget umpannya sama Pak Ris. Bakalan mengalir terus suaranya tanpa kata haus. Makannya kalau mau pesan MC pasangan ini biasanya dua tahun sebelumnya. Canda ya Pak Ris.


Hitam kereta api, biar hitam banyak yang nyari. Nah ini ungkapan Pak Lukas menggambar sosoknya yang hitam; tapi manis kan? lalu siapa itu yang di sebelahnya? Dia adalah Michelle Geraldine  Sahabat Fransiskus yang sekarang sedang menyelesaikan studinya di UPH, Jakarta. Tengoklah aktivitasnya dalam Character Development dan karyanya yang juga dibagikan di youtube, tentang persahabatan.  Pasangan Pak Lukas dan Michelle didaulat untuk acara pentas seni jam 16.00 - 18.00.


dibelakang layar







Live Streaming SUPPORTED by  HyperNet  Lampung



Terima Kasih Semua Sahabat Xavepa Fransipa

Yubelium 50 tahun TK/SD Xaverius Pahoman atau TK/SD Fransiskus 2 Rawalaut Bandar Lampung telah terselenggara. Terimakasih seluruh sahabat Xavepa/ Fransipa telah dukung dan support dengan berbagai cara sehingga rangkaian kegiatan setahun yang puncaknya kita tutup semalam dapat terlaksana dengan baik.
TONTON

Content Video :




Panggung sebesar lapangan futsal yang kita gunakan, sepertinya belum memadai untuk menuangkan rasa terimakasih kami terhadap seluruh dukungan selama setahun penyelanggaran rangkaian acara kita. Sahabat alumni memberikan support yang laur biasa dari awal acara Oktober 2014 hingga 10 Oktober 2014. Video liputan belum selesai, namun live streaming dari sebagian acara puncak dapat ditonton di yourube, dengan tautan di atas.

Video atau foto dan aneka kisah seputar Jubelium yang selanjutnya tunggu update dari Mr.Allrose

"Acara Puncak" Pesta Emas TK-SD Fansiskus 2 Rawalaut

Perayaan Yubelium 50 tahun TK - SD Fransiskus 2 Rawalaut Bandar Lampung, yang dulu namanya TK - SD Xaverius Pahoman atau TK/SD Xaverius Rawalaut akan diselenggarakan pada :

Hari, Tanggal   : Sabtu 10 Oktober 2015 
Tempat             : Kompleks TK/ SD Fransiskus 2 dan SMP-SMA
                            Xaverius Pahoman
Alamat              : Jl.Ir H. Juanda 10C (gerbang bawah)





Susunan Acara Perayaan Emas tersebut terbagi dalam dua kelompok yaitu :

A. PERAYAAN MISA SYUKUR

07.30  Persiapan Misa Syukur
08.00  Misa Kudus (dipimpin oleh Mgr. Yohanes Harun Yuwono)
10.00  Ramah Tamah

B. PENTAS SENI

16.00  Registrasi
16.30  Opening Ceremony
17.00  Sambutan-sambutan
18.00  Makan malam
18.15  Pementasan Operet
20.00  Sayonara

Acara akan dihadiri oleh seluruh siswa-siswi TK SD bersama keluarga, tamu undangan dan sejumlah relasi pendidikan dan alumni yang telah terkonfirmasi.

Jalan Sehat

Acara jalan sehat akan dilaksanakan sebelumya yakni pada
Hari/tanggal     :   Minggu 27 September 2015
Waktu              :   06.00 wib
Sart/ Finish      :   Komplek TK SD Fransiskus 2

Terbuka untuk  siswa-siswi TK/ SD Fransiskus 2 dan keluarga, Para guru dan karyawan TK-SD Fransiskus 2, SMP SMA Xaverius , masyarakat sekitar sekolah, alumni dan undangan,

Selamat bergabung dan bergembira.
Salam persaudaraan seluruh sahabat Fransiskus.

kontak : 
Jalan Sehat  :  081362255582 (Bpk.Lukas Prastowo)
Alumni         :  081369442576 (Ibu. N.Susanti Apriyani)



https://plus.google.com/+SDFRASISKUS2BandarLampungINDONESIA/posts/ANTFyvwNtYb




Temu Kangen Alumni

Masih inget Pak Wagimin? Atau Ibu Rita? Atau Kepsek SD Xaverius Pahoman, Suster Lusia? Mereka lah sesepuh yang...

Posted by Elly Handayani on 22 Agustus 2015

Mari Membaca :ENSIKLOPEDI ALAM, Mengenal Alam Lebih Menyenangkan



Saat akan membaca buku bayangan kita pasti tumpukan kertas yang membosankan, apalagi kalau buku itu tentang science. Namun hal ini tidak akan terjadi jika kita membaca buku Ensiklopedi Alam terbitan Kanisius ini. bukannya bosan, kita akan semakin asyik membaca karena banyaknya gambar menarik serta keterangan-keterangan yang penting.
              

  Buku ini berisi banyak sekali foto tentang satwa dan tumbuhan. Dengan halaman full color dan kertas yang glossy akan semakin membuat kita senang membacanya. Ukuran bukunya pun besar dengan ukuran font yang nyaman dibaca.  Gambar di buku ini meliputi foto satwa dan tumbuhan, serta gambar tentang cara gerak satwa secara mendetail, sehingga membuat buku ini makin hidup.


                Walaupun ensiklopedi, buku ini menyusun isinya secara kronologis dan runtut. Buku dimulai dengan proses terciptanya kehidupan, sampai kehidupan yang ada saat ini. penjelasan tentang tumbuhan dan satwa pun dijelaskan secara runtut berdasarkan taksonominya drai yang terendah sampai tertinngi. Di bagian akhir buku ini, juga dilengkapi dengan glosarium yang akan memudahkan kita mencari arti kata kata sulit.

jadi, tunggu apalagi, mari baca bukunya di perpustakaan SD 2 Fransiskus

Judul                       : ENSIKLOPEDI ALAM
Penerbit                  : KANISIUS
Penyususn               : DORLING KINDERSLEY
Tahun                      : 2012
ISBN                      : 978-979-21-2423-1

Resensi Buku Sang Pemimpi : Biarkan Tuhan Memeluk Mimpimu



Judul                     : Sang Pemimpi
Pengarang          : Andrea Hirata
Penerbit              : Bentang Pustaka
Rilis                        : Juli 2006
Tebal                     : 292 halaman
ISBN                      : ISBN 979-3062-92-4




Mimpi atau harapan merupakan penggerak hidup manusia, sepertinya hal inilah yang ingin disampaikan Andrea Hirata dalam bukunya yang berjudul Sang Pemimpi ini. Bercita-cita dan berusaha pantang menyerah menjadi garis merah cerita buku yang sudah menyabet berbagai penghargaan ini. Dalam buku ini , sang penulis tidak mengkontraskan antara perjuangan hidup tokoh utama dengan kehidupan tokoh lain, namun menyelaraskannya dengan mimpi-mimpi dan harapan para tokohnya.
                Mengambil latar kota kecil Magai, yaitu kota kecil di pedalaman Pulau Belitung, sang penulis menceritakan tentang kehidupan tiga orang pemuda siswa SMA Negeri yang bernama Ikal, Arai dan Jimbron. Cerita pun dibawakan melalui sudut pandang Ikal sang tokoh utama atau “Si Aku” dalam buku ini. Ikal diceritakan sebagai pemuda yang memiliki mimpi tinggi untuk bisa melanjutkan studi ke luar negeri walaupun dalam keadaan ekonomi yang sangat memprihatinkan. Dia bersama temannya , Arai dan Jimbron bekerja sebagai kuli ngambat yaitu kuli yanng mengangkut ikan dari kapal ke pasar. Arai sendiri adalah pemuda pemimpi ulung dan pantang menyerah, penuh kreatifitas, namun agak bandel, sedangkan jimbron adalah pemuda yang sama bersemangatnya, namun menderita gagu atau sulit bicara sejak ditinggal meninggal kedua orangtuanya.

                Selanjutnya sang penulis meceritakan dengan gaya khas melayunya;karena memang Andrea Hirata adalah seorang melayu; tentang perjuangan mereka bertiga. Tiap bab dalam buku ini disebur “mozaik” oleh sang penulis. Alur ceritanya pun berbentuk kronologi, namun sebenarnya buku ini terdiri dari dua fase. Fase pertama, yakni menceritakan kehidupan para tokohnya semasa SMA. Fase ini menceritakan bagaimana mereka bermimpi untuk bisa sekolah ke luar negeri, bahkan keliling dunia, dan lika-liku mereka menjalani kehidupan sebagi remaja dan usaha mereka untuk meraih mimpi. Fase kedua menceritakan tentang perjuangan Ikal dan Arai yang merantau ke Jawa dan perpisahan mereka saat Arai memutuskan untuk pergi ke Kalimantan. Pada fase ini juga menceritakan kehidupan Ikal saat menempuh kuliah di IPB dan perjuangannya untuk mendapat beasiswa S2 di Perancis. Pada saat terakhir fase ini juga diceritakan saat Ikal dan arai kembali bertemu dan akhirnya diterima di kampus yang sama di Sorbonne, Perancis.
                Dalam bukunya ini Andrea Hirata mengemasnya dengan menarik. Setiap keadaan yang terjadi di cerita dideskripsikan dengan teliti. Banyak juga kata-kata nasihat dan quotes dari tokoh-tokoh dunia yang dikutip dalam buku ini, jadi tidak mengherankan jika buku ini juga disebut sebagai buku yang berpengaruh di indonesia. Gaya bahasa melayu yang kental serta pemaparan penulis tentang kondisi masyarakat melayu pun membuat buku ini makin berwarna dan mampi menggiring pembaca untuk berimajinasi.