Drama kisah Santo Fransiskus Asisi



Terlahir dengan nama Giovanni Bernardone, biasanya dikenal dengan Fransisko (bahasa ItaliaFrancesco). Ayahnya, Pietro, adalah seorang pedagang pakaian kaya. Tentang ibunya, Pica, sedikit yang diketahui. Fransiskus memiliki beberapa saudara lainnya.

Ada sejumlah penjelasan yang berbeda tentang asal usul nama Fransisko ("orang Prancis"). Satu penjelasan menyebut bahwa nama itu diberikan oleh ayahnya tidak lama setelah ia lahir, yang kembali ke Assisi dari perjalanan ke Prancis. Penjelasan lainnya mengatakan bahwa pada masa kecilnya ia sudah menguasai bahasa Prancis (mungkin dikarenakan ibunya diyakini adalah orang Prancis).

Berontak terhadap bisnis ayahnya dan pengejaran terhadap kekayaan, Fransiskus menghabiskan masa mudanya dengan membaca buku (dikarenakan ayahnya yang kaya mampu membiayai pendidikan nomor satu untuk anaknya dan dia menjadi lancar dalam membaca beberapa bahasa termasuk Latin). Dia juga juga dikenal untuk minum dan menikmati kebersamaan dengan teman-temannya, yang juga biasanya merupakan anak dari bangsawan.

Sejak muda ia sudah kecewa terhadap dunia sekitarnya. Salah satunya tampak dalam kisah perjumpaannya dengan seorang pengemis. Dalam cerita ini, ia sedang bermain dengan teman-temannya, lalu datanglah seorang pengemis dan meminta sedekah. Ketika teman-temannya tidak memedulikan permohonan pengemis itu, Fransiskus memberikan orang itu semuanya yang ada di kantongnya. Teman-temannya dengan cepat memaki dan mengoloknya atas kebodohannya, dan ketika ia sampai di rumah, ayahnya memakinya karena marah.

Pada 1201 dia bergabung dalam peperangan melawan Perugia, ditawan, dan menghabiskan setahun dalam penjara. Kemungkinan perubahan dirinya ke pikiran yang lebih serius merupakan proses berangsur yang berhubungan dengan pengalamannya ini.

Konon pada suatu waktu, ketika ia menghindari olokan bekas teman-temannya, dan mereka bertanya sambil tertawa apakah ia pernah berpikir untuk menikah, dia menjawab, "Ya, seorang pengantin yang lebih cantik dari yang pernah kalian lihat." Maksudnya adalah "putri kemiskinannya", seperti yang biasa dia katakan kelak.

Dia menghabiskan banyak waktunya menyendiri, meminta penerangan kepada Tuhan. Pada suatu saat dia mengambil untuk merawat korban paling menjijikkan di rumah sakit kusta dekat Assisi.

Setelah ziarah ke Roma, di mana dia mengemis pada pintu gereja untuk orang miskin, dia mendapat penglihatan di mana dia mendengar suara yang memanggilnya untuk memulihkan Gereja Tuhan yang rusak. Dia berpikir ini tentunya gereja St. Damianus yang telah rusak dekat Assisi. Ia menjual kudanya bersama sejumlah kain dari toko bapaknya, lalu memberikan hasilnya kepada pastur untuk maksud ini.

Pietro, yang marah besar, mencoba untuk menyadarkannya, pertama dengan ancaman dan kemudian dengan hukuman badan. Setelah percakapan terakhir di hadapan seorang uskup, Fransiskus menolak semua keinginan bapaknya, bahkan menyingkirkan kain yang diterima dari bapaknya, dan untuk sementara ia menjadi pengelana gelandangan di perbukitan sekitar Assisi.

Kembali ke kotanya di mana ia menghabiskan dua tahun waktunya, ia memulihkan beberapa gereja yang telah runtuh, di antaranya adalah kapel kecil St Maria para Malaikat, Assisi, sedikit di luar kota, yang kemudian menjadi tempat tinggal kesukaannya.


No comments: